Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang diusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, diyakini sebagai solusi atas impian banyak orang Indonesia. Terlebih berkenaan dengan mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi.

Hal itu disampaikan pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, yang menilai titel sarjana merupakan idaman banyak orang Indonesia. Karenanhya, Ganjar-Mahfud dianggap telah memberikan solusi dalam visi dan misi yang diusungnya.

"Sekolah kan menjadi persoalan bangsa ini sudah lama. Sekolah itu mahal. Jadi Pemerintah harus melakukan sesuatu. Bebas belajar 9 tahun, setelah itu perguruan tingginya mahal. Tentu menjadi impian orang Indonesia untuk minimal jadi S1. Jadi, program itu memang menjadi idaman atau keinginan banyak pihak kalau kita baca selama ini," urai Agus.

Pasangan capres-cawapres lain pun memiliki sejumlah program yang diusung. Tapi, menurut Agus, program program pendidikan dan kesehatan milik Ganjar-Mahfud paling tepat sasaran. Sebab Indonesia akan menghadapi bonus demografi Indonesia Emas 2045.

"Jadi program ini menjadi penting untuk Indonesia Emas 2045," tegasnya.

Sebelumnya, SMRC melakukan survei untuk membandingkan program dari tiga pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024. Hasilnya, responden paling banyak memilih program satu keluarga miskin satu sarjana milik Ganjar-Mahfud dengan raihan 48 persen.

Kemudian program tunjangan ibu hamil oleh Anies-Muhaimin yang memperoleh 32 persen. Sementara program makan dan susu gratis yang diinisiasi Prabowo-Gibran hanya 20 persen karena dinilai paling tak terlalu penting.

Ganjar memang berjanji setiap keluarga miskin akan mempunyai setidaknya satu sarjana apabila dia terpilih menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia. Menurutnya, pendidikan merupakan cara terbaik untuk memperbaiki hidup keluarga yang kurang mampu.

"Kita melihat, bagaimana kita mengangkat derajat orang miskin melalui pendidikan satu keluarga miskin satu sarjana Insya Allah ini akan mendorong mereka lepas dari itu," ujar Ganjar.

Mantan gubernur Jawa Tengah selama dua periode ini meyakini, kehadiran negara harus ada mulai dari kehidupan anak-anak. Oleh sebab itu, pendidikan menjadi sangat penting karena sangat berkaitan dengan pembentukan karakter. Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan mempersiapkan siswa untuk masuk ke lapangan kerja.

"Maka kemudian kita perlu kurikulum siap kerja," ungkapnya.