Mengenal Senjata Tradisional Sunda Kujang, Bentuknya Tak Ada yang Menyamai

Mengenal Senjata Tradisional Sunda Kujang, Bentuknya Tak Ada yang Menyamai

Kujang seolah jadi identitas yang melekat dengan Jawa Barat.

Kujang merupakan satu-satunya senjata khas Jawa Barat dengan bentuk unik. Berbeda dengan pedang maupun golok, Kujang memiliki besi tajam yang melebar di bagian tengah dengan motif ukiran tertentu.

Masyarakat Sunda sudah lama menjadikan Kujang sebagai senjata tradisional, di samping juga untuk alat pertanian. Saking kesohornya, Kujang sampai dijadikan ikon dari provinsi tersebut karena amat melekat dengan masyarakatnya.

Membaca Kujang berarti menilik sejarah sampai maknanya. Ini karena Kujang telah dijadikan warisan turun-temurun sebagai bagian dari budaya Sunda. Masyarakat juga mulai menjadikannya sebagai benda koleksi, maupun pajangan di rumah.

Dalam artikel ini, kalian diajak mengenal lebih dekat dengan senjata tradisional Kujang. Mari ikuti selengkapnya.

Sejarah Kujang

Berdasarkan sejarahnya, beberapa sumber menyebut jika Kujang diperkirakan sudah dibuat oleh orang Sunda sejak zaman kepemimpinan Sanghyang Bunisora Suradipati di Kerajaan Sunda Pajajaran dan Panjalu medio 1357 masehi.

Saat itu mpu-mpu terbaik kerajaan mengembangkan senjata tradisional yang sudah ada, dan membuatnya menjadi seperti Kujang saat ini.

Sebagaimana dimuat di laman Kemdikbud, Kujang juga dianggap bernilai tinggi dan diikutkan ke dalam ritual raja-raja di masa lampau. Setelahnya, Kujang menjadi senjata tradisional yang bermanfaat.

Bentuknya terinspirasi dari pulau Jawa

Banyak yang mengganggap Kujang memiliki kekuatan untuk membuat penggunanya berwibawa. Ini menjadikan senjata tersebut banyak digunakan oleh para raja dan bangsawan.

Terkait asal-usul bentuknya, diceritakan sejarah bahwa Sanghyang Bunisora tengah melakukan pertapaan di suatu tempat. Ketika itu dirinya mendapat ilham untuk mendesain ulang Kujang dengan bentuk yang berbeda.

Ajaibnya, ia terpikir agar bentuknya dibuat menyerupai “Jawa Dwipa” atau yang saat ini dikenal sebagai pulau Jawa. Mpu Windu Supa yang masih kerabat kerajaan kemudian ditugaskan untuk membuat Kujang melalui pertapaan dan proses adi luhung lainnya.

Sempat jadi peralatan pertanian

Sempat jadi peralatan pertanian

Mengutip naskah Sunda kuno, Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M), Kujang dulu juga digunakan oleh masyarakat sebagai perkakas pertanian yang bisa diandalkan.

Ketika itu masyarakat di wilayah Rancah, Kabupaten Ciamis telah menggunakannya. Selain itu warga Baduy dan sebagian Sukabumi juga menggunakannya.

Di luar itu, Kujang juga sudah dikenal karena memiliki kekuatan magis yang kuat melalui filosofis di banyak motifnya.

Dianggap sakral

Keberadaannya masih diyakini secara kuat oleh masyarakat bahwa Kujang memiliki pelindung tak kasat mata atau penolak bala dari musuh.

Orang Sunda menjadikan Kujang yang dipajang di rumah sebagai pelindung dari marah bahaya di luar. Biasanya Kujang diletakkan di dalam peti, dan disimpan di dekat tempat tidur.

Mengutip Instagram Budaya Kuring, nama Kujang berasal dari Kudihyang, atau asal katanya Kudi dan Hyang dalam bahasa Sunda kuno artinya sakti dan memiliki kekuatan tertentu.

Makna dalam Kujang

Tak salah jika Kujang memiliki nama yang dilihat dari motifnya. Masih dari naskah yang sama, Kujang dengan ujung yang menyerupai panah disebut papatuk atau congo. Lalu untuk Kujang dengan lekukan di punggungnya dikenal dengan eluk atau silih.

Kemudian jika memiliki motif menonjol di perut pisau, dinamakan tadah untuk Kujang yang memiliki lubang kecil yang tertutup logam emas dan perak namanya mata.

Kujang dikenal memiliki makna kuat sebagai simbol personal dari pemiliknya. Orang dianggap berwibawa saat membawa senjata tersebut.

Artikel ini ditulis oleh
Nurul Diva Kautsar

Editor Nurul Diva Kautsar

Orang dianggap berwibawa saat membawa senjata tersebut.

Reporter