Ahli paleontologi di Mesir menemukan fosil salah satu paus terkecil yang punah. Pengumuman ini muncul hanya seminggu setelah para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan spesies paus purba yang mungkin merupakan hewan terberat yang pernah ditemukan.
© Source : Arkeonews
dream.co.id
Spesies purba yang dinamakan Tutcetus rayanensis ini ditemukan di Afrika dan merupakan salah satu paus basilosaurid tertua sekaligus yang terkecil hingga saat ini.
Nama Tutcetus rayanensis berasal dari sejarah Mesir kuno, di mana 'Tutcetus' menggabungkan elemen 'Tut' dari nama firaun terkenal Tutankhamun dan 'cetus' dari bahasa Yunani yang berarti paus.
Sementara itu, 'rayanensis' merujuk pada lokasi penemuan fosil, yakni Daerah Terlindung Wadi El-Rayan di Fayoum.
Nama tersebut dipilih sebagai penghormatan terhadap seratus tahun penemuan makam Firaun Tutankhamun, sekaligus sejalan dengan pembukaan Grand Egyptian Museum di Giza yang akan segera dilakukan.
Menurut Hesham Sallam, pemimpin tim ahli paleontologi dari American University di Kairo (AUC), penemuan ini merupakan "temuan luar biasa yang menggambarkan salah satu tahap awal transisi menuju gaya hidup sepenuhnya di dalam air."
Sallam menyatakan bahwa evolusi paus dari hewan darat menjadi makhluk laut yang indah merupakan perjalanan hidup yang menakjubkan dan penuh petualangan.
“Tutcetus adalah penemuan luar biasa yang mendokumentasikan salah satu fase pertama transisi menuju gaya hidup akuatik yang terjadi dalam perjalanan itu.”
Ungkap Hesham Sallam dari American University di Kairo (AUC).
Temuan tersebut telah didokumentasikan dalam jurnal Communications Biology. Dengan melakukan analisis rinci terhadap gigi dan tulang Tutcetus menggunakan teknologi pemindaian CT (CT-scan), tim ahli berhasil merekonstruksi pola pertumbuhan dan perkembangan spesies ini.
Dengan mengamati perkembangan gigi dan ukuran tulang yang kecil, ditemukan bahwa paus ini termasuk dalam kategori precocial, yang berarti mampu bergerak dan makan sendiri sejak lahir.
"Paus modern bermigrasi dari perairan yang lebih hangat dan dangkal untuk berkembang biak dan reproduksi, mencerminkan kondisi yang ditemukan di Mesir 41 juta tahun lalu." "Ini mendukung gagasan bahwa apa yang dikenal sebagai Fayoum hari ini dulunya merupakan daerah berkembang biak penting bagi paus purba,"
Abdullah Gohar, mahasiswa PhD di Universitas Mansoura dan anggota Sallam Lab serta salah satu tim penelitian.
\"Paus modern bermigrasi dari perairan yang lebih hangat dan dangkal untuk berkembang biak dan reproduksi, mencerminkan kondisi yang ditemukan di Mesir 41 juta tahun lalu.\" \"Ini mendukung gagasan bahwa apa yang dikenal sebagai Fayoum hari ini dulunya merupakan daerah berkembang biak penting bagi paus purba,\"
Editor Yoga Tri Priyanto
Nama paus purba ini diambil dari nama Firaun sebagai bentuk penghormatan seratus tahun penemuan makam Firaun.