Fakta Menarik Perempuan Yunani Kuno, Ternyata Pakai Kosmetik dari Lumut hingga Lintah

Fakta Menarik Perempuan Yunani Kuno, Ternyata Pakai Kosmetik dari Lumut hingga Lintah

Kosmetik sendiri sudah menjadi bagian kebutuhan primer kebanyakan di kalangan perempuan. Sama halnya dengan pada zaman dahulu ketika era Yunani Kuno, kosmetik telah menjadi bagian penting dalam upaya manusia untuk mencapai kecantikan yang abadi. 

Namun, diketahui Bangsa Yunani Kuno menggunakan berbagai jenis kosmetik yang beberapa di antaranya berpotensi berbahaya dan dapat menimbulkan risiko bagi kulit. 

Berikut fakta menarik perempuan Yunani Kuno yang memakai kosmetik dari bahan-bahan berbahaya!

Orang Yunani kuno menggunakan kosmetik eksotik dan seringkali berbahaya, seperti timbal yang merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan dalam riasan.

Faktanya, di dunia kuno, timbal adalah salah satu zat yang paling banyak digunakan dalam riasan. Dikenal saat ini menyebabkan keterlambatan perkembangan yang parah, kemandulan, dan demensia, produk ini digunakan dalam bentuk pasta, seperti halnya alas bedak saat ini, untuk memutihkan kulit dan membuat wanita terlihat lebih muda.

Masyarakat Yunani Kuno Menggunakan Kosmetik.

Orang Romawi Kuno, terpengaruh kuat oleh budaya Yunani, bahkan mulai menggunakan bedak timbal putih dan merah sebagai bagian dari kosmetik wajah mereka, dan pada akhirnya menimbulkan efek berbahaya.
Penggunaan pigmen berbahan dasar timbal ini dapat menimbulkan kerusakan serius pada kulit.

Kevin Jones dari Fashion Institute of Design and Merchandising Museum di New York City menjelaskan dalam laporan NBC News bahwa “Ini akan menggerogoti kulit, menyebabkan berbagai macam jaringan parut. Cara mereka untuk menutupinya adalah dengan menggunakan riasan yang lebih tebal, yang kemudian akan memperburuk situasi.”

<b>Lintah Untuk <i>Blush On.</i></b>

Lintah Untuk Blush On.

Wanita Yunani juga menggunakan bahan-bahan yang lebih alami, seperti oker merah dari tanah dan pewarna yang diekstraksi dari lumut untuk blush on, serta abu dan jelaga untuk pewarna alis

Saffron yang berasal dari putik bunga crocus digunakan sebagai pemerah pipi untuk memberi warna pada pipi.

Selain itu, eyeliner yang paling banyak digunakan pada zaman dahulu berasal dari unsur antimon, yang menurut jurnal Nature, “beracun jika terhirup dan tertelan”, dan juga bersifat karsinogenik.

Menggunakan Lintah sebagai Pewarna Rambut.

Biasanya orang Yunani membuat pewarna untuk menggelapkan rambutnya dengan membiarkan lintah membusuk dalam anggur selama empat puluh hari.

Sementara itu, mencampurkan abu dari kayu jati dan lemak kambing digunakan untuk mencerahkan rambut. Bahkan, untuk gigi yang bersinar putih, masyarakat Yunani kuno bahkan menggunakan abu sebagai bahan pembersih giginya.

Parfum yang Dipakai Orang Yunani.

Menurut para sejarawan, sejak zaman Perunggu Tengah dari abad ke-14 hingga ke-13 SM, orang Yunani terkenal membuat parfum dengan meredam tanaman, bunga, rempah-rempah, dan kayu harum, seperti kemenyan, mawar, dan kayu manis, dalam minyak.

Karena berbahan dasar minyak, sebagian besar parfum berbentuk pasta tebal dan memerlukan sendok untuk mengeluarkannya dari wadah.

Meskipun parfum digunakan untuk kesenangan atau untuk memikat, mereka juga merupakan simbol status dan digunakan dalam ritual, termasuk pemakaman. 

Artikel ini ditulis oleh
Yoga Tri Priyanto

Editor Yoga Tri Priyanto

Berikut fakta menarik tentang perempuan Yunani Kuno yang memakai kosmetik dari bahan-bahan berbahaya!

Reporter