4 Prinsip Shokuiku, Pola Makan Intuitif ala Jepang yang Bikin Tubuh Sehat tanpa Diet Berlebihan
Shokuiku adalah istilah Jepang yang dapat diartikan sebagai "edukasi makanan".
Ini adalah pola makan seimbang dan intuitif yang diterapkan para manula di Jepang.
Edukasi tentang makanan dan pola makan ini juga diajarkan kepada anak-anak di sekolah.
Dilansir Healthline (13/4/2021), konsep ini diduga pertama kali dikembangkan oleh Sagen Ishizuka, seorang dokter militer yang juga menciptakan diet makrobiotik.
Berikut ini beberapa prinsip penting dalam shokuiku.
1. Makan Beragam
Shokuiku adalah tentang menyantap makanan yang beragam untuk mengembangkan pola makan sehat dan berimbang.
Menu satu kali makan biasanya terdiri dari beberapa piring kecil dengan masakan berbeda (nasi, sayur, dan protein) agar Anda bisa mendapatkan rasa yang variatif.
Shokuiku juga menyarankan metode mengolah makanan yang beragam untuk menambah variasi makanan.
2. Menyantap Whole Foods
Shokuiku lebih menitikberatkan pada makanan yang diolah seminim mungkin (whole foods).
Whole foods dengan kandungan gizi baik seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan daging tanpa lemak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari.
Makanan seperti ini lebih bagus dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tubuh.
3. Makan hingga 80% Kenyang
Shokuiku menekankan pentingnya keseimbangan nutrisi dan kesadaran terhadap apa yang kita makan.
Salah satu prinsip shokuiku adalah hara hachi bu, yaitu berhenti makan ketika 80% kenyang.
Alih-alih menghitung kalori, shokuiku mendorong kebiasaan makan secara intuitif
Dengarkan sinyal lapar yang dikirim tubuh dan belajarlah mengenali kapan kita mulai merasa kenyang.
Kebiasaan ini dapat mencegah makan berlebihan dan memastikan tubuh cukup gizi.
4. Makan Bersama
Makan bersama orang-orang terdekat sangat disarankan dalam shokuiku.
Makan bersama—dengan keluarga, misalnya— dapat membantu mengembangkan kebiasaan mindful eating, mempererat hubungan sosial, dan memelihara kesehatan mental.
Shokuiku juga mengajarkan untuk menganggap makanan sebagai sumber kesenangan agar terbentuk "hubungan" yang baik dengan makanan.
