Salah satu video yang diunggah dalam laman instagram memperlihatkan bagaimana proses seorang astronot ketika memakai kostum luar angkasa.
Video ini diunggah melalui akun instagram @spacextian berdurasi 6 detik. Berikut ulasannya.
Dalam postingan ini memperlihatkan betapa sulitnya seorang astronot ketika hendak memakai kostum. Hal ini terlihat karena ada seseorang yang membantu sang astronot untuk mengenakan kostumnya.Â
Berdasarkan video tersebut terlihat spacesuit yang ia kenakan ternyata berukuran sangat besar, bahkan melebihi besar dan tinggi sang astronot.
Saking sulitnya, untuk menutup kembali kostum, ia harus dibantu oleh salah satu petugas. Â
Umumnya orang-orang berpikir bahwa penggunaan pakaian astronot mirip dengan baju yang digunakan setiap hari. Namun dugaan itu salah. Sebab, walaupun terlihat seakan terbuat dari kain, tetapi untuk menggunakan pakaian ini begitu sulit.
Astronot harus masuk melalui lubang di belakang baju yang ukurannya kurang lebih satu badan. Kemudian setelah masuk, lubang itu akan ditutup laiknya pintu.
Maklum agak ribet memakainya, karena pakaian ini adalah salah satu tempat astronot berlindung serta bertahan dari perbedaan tekanan suhu, udara, dan gaya gravitasi.
Bukan hanya itu saja, pakaian ini juga akan menampung oksigen dan asupan astronot.
Baju Astronot Roscosmos
Kostum ini diketahui milik salah satu badan antariksa asal Rusia, Roscosmos. Hal itu terlihat dari logo dibagian kanan kostum ini.
Sebagai informasi, pakaian ini bernama Orlan MKS yang merupakan space suit yang dibeli oleh Roscosmos dari Belgia.
Pakaian ini merupakan versi terbaru dari pakaian sebelumnya yang telah dimodernisasi, lebih ringan, dan memiliki ketahanan yang lebih baik.
Hal menarik dari kostum ini, ternyata mampu memiliki sistem kontrol termal yang otomatis, komputer bawaan, kapasitas dan tampungan informasi yang lebih banyak, serta mudah diproduksi.
Lebih uniknya, ternyata meskipun terlihat besar, tetapi pakaian ini dapat muat untuk astronot yang memiliki tinggi badan sekitar 165-190 cm.
Hal menarik dari kostum ini, ternyata mampu memiliki sistem kontrol termal yang otomatis, komputer bawaan, kapasitas dan tampungan informasi yang lebih banyak, serta mudah diproduksi.
Editor Fauzan Jamaludin
Reporter magang: Aisha Balqis Salsabila