Mahfud MD resmi menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Ganjar Pranowo pada Rabu (18/10).
Sehari sebelumnya, pada Selasa (19/10) malam, Mahfud bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Mahfud bercerita, Mega memberitahu secara resmi kepadanya bahwa ia sudah disetujui oleh seluruh partai koalisi untuk menjadi bacawapres. Setelah itu, keduanya hanya berdikusi.
"Kemarin itu ketemu Bu Mega ya pemberitahuan resmi bahwa saya sudah disetujui oleh semua partai untuk menjadi calon wapres. Nah kemudian sesudah itu, diskusi hampir dua jam dengan Bu Mega tentang masalah negara, terutama masalah hukum dan korupsi,"
kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (18/10).
merdeka.com
Kemudian, Mahfud juga menyinggung soal pernyataan-pernyataannya sebelumnya yang tak mengaku ditawari sebagai cawapres.
"Selama ini saudara tahu sampai tadi jam 10 kan saya tidak pernah mengatakan mau nyawapres. Setiap saudara tanya saya bilang ndak. Ya memang saya ndak mau mendahului keputusan,"
ujar Mahfud.
merdeka.com
Meski demikian, ia baru mengakui ditawari sebagai cawapres melalui staf-stafnya.
"Memang lobi-lobi itu sudah sering dilakukan antarstaf, bukan saya sendiri. Staf itu ketemu-ketemu gitu," tegas Mahfud.
Kini, sebagai bacawapres, Mahfud masih fokus menegakkan hukum dan memberantas korupsi di Indonesia.
Hal tersebut pun dituangkan Mahfud dan Mega dalam kesepakatan politik keduanya.
"Intinya hanya itu. Kesepakatan politik lain enggak ada. Kesepakatan politik yang lain ya konstitusi itu. Itu lah kesepakatan politik yang berlaku paling tinggi," imbuh Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud juga menegaskan ia menjadi bacawapres tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Ia murni didukung oleh seluruh partai politik dalam koalisi.
"Saudara percaya, yakin 100 persen itu bahkan 1.000 persen saya masuk ke situ menjadi cawapres disetujui oleh partai koalisi, tidak mengeluarkan uang sepeser pun," tegas Mahfud.
"Kan dulu ramai isunya 'Wah ndak bisa, ndak punya uang nggak bisa jadi cawapres, nggak bisa jadi capres, harus nyetor ke pimpinan partai'. Ini sepeserpun sungguh tidak," sambungnya.
Bahkan, Mahfud mengaku terkejut dengan tawaran langsung sebagai bacawapres. Mahfud percaya penunjukkannya itu murni karena ia berkompeten.
"Saya juga kan tidak pernah mengejar-ngejar survei, membuat baliho, kan nggak pernah juga. Jadi partai ini memang memilih kualitas, tidak menentukan berdasarkan isi tas. Betul dia membaca tokoh siapa yang layak menurut survei, tetapi juga dihitung kualitasnya, keperluan negara ini apa," kata Mahfud.
"Bagi saya ini surprise betul, saya tidak ditanya apa uang kampanyenya, bagaimana uang, bagaimana, ndak, ndak. Malah ketua partai itu 'You perlu apa bilang, biar kami yang ngurus karena ini keperluan negara'," tambah Mahfud.
Editor Henni Rachma Sari
Mahfud percaya penunjukkannya itu murni karena ia berkompeten.