Rumah sakit ini diperuntukkan, tidak hanya bagi anggota TNI beserta keluarganya saja, tetapi juga untuk masyarakat umum.

Pemilihan nama Jenderal Soedirman untuk rumah sakit yang dibangun 28 lantai ini melambangkan semangat perjuangan dan kepemimpinan yang kuat, kemudian simbol nasionalisme serta pelayanan unggul.

Pembangunan RS Jenderal Soedirman merupakan pengembangan dari RS Suyoto dengan menetapkan komitmen tegas "zero korupsi", sekaligus mengilhami nilai kejujuran serta membangun inklusivitas sosial dan pengembangan ekonomi lokal.