Sehari setelah sampel asteroid Bennu dalam misi OSIRIS-REx mendarat di Bumi, NASA merilis laporan pertamanya.
Dalam laporan awalnya itu menyebutkan adanya kandungan karbon dan air yang tinggi dalam batuan ini.
Keberadaan kandungan karbon dan air yang tinggi dalam asteroid Bennu disinyalir akan menjadi petunjuk tentang asal-usul terbentuknya kehidupan di Planet Bumi.
"Sampel OSIRIS-REx adalah sampel terbesar kaya karbon yang pernah dikirim ke Bumi. Temuan ini akan membantu para ilmuwan untuk menyelidiki asal-usul kehidupan di planet untuk generasi mendatang,"
Administrator NASA, Bill Nelson.
Hasil dari misi OSIRIS-REx ini menurut NASA dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai gambaran asteroid yang dapat mengancam Bumi.
Sekaligus akan mendatangkan banyak ilmu pengetahuan lainnya yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
Peneliti Bakal Dibuat Sibuk
Hal tersebut terjadi lantaran, tabung yang berisikan 60 gram (21 ons) asteroid ini akan membuat tim peneliti sibuk untuk menggali fakta sains selama bertahun-tahun.
30 persen sample akan dianalisis lebih dari 200 ilmuwan selama 2 tahun kedepan.
Sedangkan sisanya disisihkan untuk melakukan uji teknologi dan keperluan penelitian di masa depan, dengan cara dibagi melalui potongan material agar mempermudah alokasinya.
"Laboratorium kami siap menyediakan apapun yang diperlukan untuk penelitian Bennu,"
Vanessa Wyche, Direktur NASA Johnson.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa mereka memiliki ilmuwan dan insinyur yang telah bekerja bertahun-tahun untuk mengembangkan glovebox, dan peralatan khusus untuk menjaga material asteroid tetap murni.
Asteroid yang Mengancam Bumi
Mengutip IFL Science, Senin, (16/10), penelitian tentang Bennu terus dilakukan karena Bennu merupakan asteroid yang paling mengancam Bumi, dengan peluang 1:2.000 akan menghantam Bumi pada 2182 atau satu abad dari sekarang.
Kemungkinan tersebut diperkirakan karena Bennu memiliki jalur orbit yang paling dekat dengan Bumi. Selain itu, dalam batuan Bennu juga dianggap sebagai asteroid berkarbon yang tidak termodifikasi oleh zat apapun.
Editor Fauzan Jamaludin
Reporter magang: Aisha Balqis Salsabila