

Jauh sebelum mengenal uang, manusia melakukan barter atau pertukaran barang atau jasa yang diinginkan.
Namun, tak mudah untuk meraih kesepakatan mengenai nilai pertukarannya. Timbulah kebutuhan akan adanya suatu alat penukar.
Selama berabad-abad berbagai benda dipakai sebagai alat pertukaran atau alat pembayaran seperti kulit kerang, batu permata, gading, telur, garam, beras, binatang ternak, atau benda-benda lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya masyarakat menggunakan benda-benda seperti logam dan kertas sebagai uang.
merdeka.com
Selain koin emas dan perak, manik-manik juga menjadi alat tukar di beberapa kerajaan. Pelopor uang manik jenis ini adalah kerajaan Sriwijaya yang kemudian menyebar hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur.
Pada akhir abad ke-13, para pedagang China mulai berdatangan dan berdagang di Indonesia sehingga koin tembaga juga mulai digunakan.
2. Sejarah Uang Kertas di Indonesia
Pada tahun 1748, VOC mulai memperkenalkan uang kertas dalam bentuk sertifikat kepada masyarakat. Ketika De Javasche Bank didirikan di Indonesia pada tahun 1828, uang kertas dengan nilai 5 gulden atau lebih mulai beredar dan menjadi alat tukar di Indonesia.
Selama keberadaannya, beberapa seri uang kertas telah diterbitkan oleh Bank De Javasche, khususnya J.P. Coen, Seri Mercurius, Seri Bingkai, Seri Wayang.
Pada masa pendudukan Jepang, uang kertas invasi diterbitkan dengan 3 angka. Di antaranya adalah mata uang Belanda, uang kertas dengan tulisan "Dai Nippon Government" dan uang kertas dengan tulisan "Dai Nippon Teikoku Seihu".
merdeka.com
Berita ini ditulis reporter magang: Aisyah Islamiati.