![Miliki 22 Restoran Cerita Pria Asal Tasik Ini Sukses Jadi Bos Kuliner, Begini Asal Mulanya Nama Asep Stoberi](https://cdns.klimg.com/maverick-prod/feedImage/2023/10/11/1696987360961-nsbae.jpeg)
![Miliki 22 Restoran Cerita Pria Asal Tasik Ini Sukses Jadi Bos Kuliner, Begini Asal Mulanya Nama Asep Stoberi](https://cdns.klimg.com/maverick-prod/feedImage/2023/10/11/1696987360961-nsbae.jpeg)
Seorang pria bernama Asep sukses membangun sebuah usaha rumah makan hingga wisata dan penginapan di berbagai tempat. Jumlah restoran yang dimiliki oleh Asep mencapai 22 restoran.
Setelah itu, usahanya merangkak naik dan sukses. Bagaimana kisahnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
Mengutip dari channel Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, pengusaha Asep Stroberi mengungkapkan bahwa ia adalah seorang pria yang lahir di kampung dan memulai usaha pada tahun 1999 di Lembang.
Semakin lama, usaha yang dijalani oleh Asep semakin berkembang sehingga ia meluaskan bisnisnya di tempat lain seperti Tasikmalaya dan Sumedang.
“Rumah makan ada 22. Tapi kita konsepnya mengusung alam,” lanjut Asep.
Selain usaha yang begitu terkenal, nama Asep stroberi juga termasuk branding yang sukses dibikin oleh Asep, pemilik usaha tersebut. Dalam channel Youtube Sandiuno TV, Asep mengungkapkan alasan mengapa ia mengambil nama Asep Stroberi.
“Jadi, beken dengan nama Asep stroberi karena kita merasa dengan menanam stroberi itu ada sebuah keberkahan. Apalagi stroberi warnanya ranum, merah, menarik. Sangat sehat sekali, kandungan vitamin C-nya sangat tinggi,” terang Asep dalam channel Sandiuno TV.
“Kenapa sekarang brand kita menjadi Asep Stroberi karena memang kekuatan kita mengawali dari sebuah budidaya tanam stroberi,” lanjut Asep.
Satu hal yang membuat kagum seorang pengusaha Asep adalah bahwa ia mengatakan bekerja dengan menggunakan hati. Itulah yang ia anggap sebagai salah satu cara untuk mengatasi segala tantangan yang datang bertubi-tubi.
“Jadi saya itu bekerja melalui hati, pekerjaan melalui seni. Jadi apa yang kita lakukan itu hanyalah implementasi dalam sebuah karya. Kalau segala sesuatu dikerjakan dengan ikhlas dan dengan kepenuhan nilai-nilai seni, pasti tidak akan menjadi beban,” terang Asep.
“Jadi ketika kita mengalami hambatan, hambatan adalah bagian dari sebuah pembelajaran. Tidak mesti menjadi sebuah penyesalan, bagaimana kita bijak, cerdas memanage sebuah permasalahan menjadi sebuah nilai pendidikan,” lanjut Asep.
"Karena kita merasa dengan menanam stroberi itu ada sebuah keberkahan".