Setelah Peristiwa G30S/PKI, Pengawalan Para Jenderal Angkatan Darat Diperketat
Mereka tak mau lengah dan penculikan seperti pada dini hari 1 Oktober 1965 terulang kembali.
Rumah Mayjen Soeharto menjadi salah satu yang mendapat pengawalan paling ketat.
Pasukan pengawal tersebut diberi nama Kosatgas yang terdiri dari dua kompi pasukan Raider dari Indonesia Timur.
Ditambah satu detasemen panser lengkap terdiri dari Saracen, Ferret juga Saladin.
Semua Dalam Kondisi Siap Tempur
Bukan hanya itu, jeep yang dimiliki oleh Letkol Herman Sarens Sudiro dibongkar serta dipasangi senapan mesin dan peluncur granat.
Namun Kapten Eddie M Nalapraya yang mengawal Mayjen Soeharto merasa itu belum cukup.
Kapten Eddie adalah perwira Kujang Siliwangi yang merupakan pasukan elite dan dikenal tangguh di medang perang.Â
Jenderal Soemitro langsung oke mendengar asal kesatuan dan pengalaman tempur perwira muda itu saat menyeleksi Kosatgas.
Mayjen Soeharto Menggantikan Jenderal Ahmad Yani Yang Gugur Ditembak Pasukan Letkol Untung Cs.
Rumah Soeharto yang berada di Jl Agus Salim sudah dikawal sebanyak satu kompi pasukan Zeni (kira-kira sekitar 80-100 orang).
Kapten Eddie menambah satu peleton (20 orang pasukan) ditambah dengan beberapa panser guna mengawal Mayjen Soeharto.
Kapten Eddie bahkan memasang ranjau anti-tank di jalan menuju rumah Soeharto.
Apabila ada pasukan yang menyerang, ranjau itu siap diledakkan.
Eddie siap berjibaku mengawal Soeharto dari pasukan lawan.
Eddie Memasang Ranjau Setiap Sore dan Melepasnya Setiap Pagi
"Saya lakukan itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan," kata Eddie.
Menurut Eddie, Pasukan Tjakrabirawa dan kekuatan lain yang berseberangan dengan Angkatan Darat masih ada.
Apabila ada penculikan, maka target utamanya adalah Soeharto dan Eddie tak mau ambil risiko.
Soeharto cukup kerasan dengan pengawalan Eddie.
Setelah Soeharto dilantik menjadi Presiden Kedua RI, Eddie tetap mengawal Soeharto,
Dia berada di ring satu, pasukan pengawal yang paling dekat dengan Presiden.
Editor Ramadhian Fadilah
Pengawalan Soeharto usai G30S/PKI. Sumber biografi dan wawancara Mayjen Purn Eddie M Nalapraya