58 Tahun Usai Peristiwa G30S, Ini Potret Terbaru Rumah Perwira Tinggi TNI AD Ahmad Yani

58 Tahun Usai Peristiwa G30S, Ini Potret Terbaru Rumah Perwira Tinggi TNI AD Ahmad Yani

Alih fungsi rumah menjadi museum bertujuan untuk memperingati terbunuhnya Jenderal Ahmad Yani.

Gerakan 30 September (G30S) adalah upaya kudeta yang terjadi selama satu malam pada 30 September hingga 1 Oktober 1965. Enam jenderal serta satu perwira pertama militer Indonesia gugur akibat peristiwa ini. Jenazah mereka dimasukkan ke sumur lama kawasan Lubang Buaya Jakarta Timur. 

(Foto: liputan6.com)

Salah satu korban G30S adalah Jenderal Ahmad Yani. Perwira tinggi TNI AD itu ditembak pasukan cakrabirawa hingga tersungkur dan meninggal dunia di kediamannya di Jalan Lembang, Jakarta Pusat. Setahun usai peristiwa berdarah itu, rumah Jenderal Ahmad Yani diresmikan sebagai museum.

(Foto: Google Maps Tubagus Edward)

Museum Sasmita Loka Ahmad Yani

Museum Sasmita Loka Ahmad Yani dibangun tahun 1930-1940-an pada masa pengembangan wilayah Menteng dan Gondangdia. Semula gedung ini menjadi rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda atau Eropa. Pada 1950-an tempat ini dikelola Dinas Perumahan Tentara dan dihuni Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri/ Panglima Angkatan Darat RI.

Rumah ini diresmikan menjadi Museum Sasmita Loka Ahmad Yani pada 1 Oktober 1966 oleh Menpangad Mayjen Soeharto. Alih fungsi rumah menjadi museum bertujuan untuk memperingati terbunuhnya Jenderal Ahmad Yani.

(Foto: Google Maps Ridho Vickryan)

Mengunjungi Museum

Pemilik YouTube Mr. Harry 01 menunjukkan kondisi terkini rumah Jenderal Ahmad Yani. Pengunjung bisa datang ke museum pada Selasa-Minggu.

Museum Sasmita Loka Ahmad Yani tutup setiap Senin. Selain itu, setiap tanggal 30 September museum ini juga tidak menerima kunjungan wisatawan. 

(Foto:  Google Maps Iam Iam)

Jelajah Museum

Pengunjung diajak keliling rumah sekaligus membayangkan kronologi terbunuhnya Jenderal Ahmad Yani. Masing-masing tempat ditandai dengan anak panah yang dipasang urut sesuai kronologi peristiwa.

Koleksi

Sejumlah foto dipajang di bagian belakang bangunan museum, di antaranya foto rekonstruksi penembakan dan penculikan Jenderal Ahmad Yani oleh Pasukan Cakrabirawa, foto-foto pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi oleh KKO (Marinir) pada 4 Oktober 1965, upacara pemakaman pada 5 Oktober 1965, foto-foto keluarga, penyerahan Kota Magelang pada 1949 dari Belanda diwakili Letkol van Santen kepada Letkol Ahmad Yani, dan foto-foto perjalanan karier militer Ahmad Yani lainnya.

Kamar Sang Jenderal

Pengunjung dilarang masuk ataupun mendokumentasikan kamar tidur Jenderal Ahmad Yani. Adapun di dalam kamar sang jenderal tersimpan senjata otomatis Thompson Cakrabirawa yang menewaskan Jenderal Ahmad Yani lengkap dengan sisa peluru, senjata LE Cal 7,62 buatan Cekoslovakia yang dipakai untuk membunuh Letjen TNI Anumerta S. Parman, dan senjata Owengun yang digunakan untuk menembak DN Aidit dan tokoh PKI lain, seperti mengutip dari asosiasimuseumindonesia.org.

Di kamar sang jenderal juga ada replika pakaian tidur yang digunakan Ibu Ahmad Yani membersihkan darah suaminya di lantai, gaji terakhir pada Oktober 1965 sebesar Rp120 ribu, cincin, dan kacamata.

Di kamar sang jenderal juga ada replika pakaian tidur yang digunakan Ibu Ahmad Yani membersihkan darah suaminya di lantai, gaji terakhir pada Oktober 1965 sebesar Rp120 ribu, cincin, dan kacamata.

Artikel ini ditulis oleh
Rizka Nur laily Muallifa

Editor Rizka Nur laily Muallifa

This is notes

Reporter