Prabowo Belakangi Cermin saat Acara Bacapres Bicara Gagasan di UGM, Ini Penjelasan dari Sisi Psikologi

Prabowo Belakangi Cermin saat Acara Bacapres Bicara Gagasan di UGM, Ini Penjelasan dari Sisi Psikologi

Ganjar dan Anies tetap berhadapan dengan cermin.

Pada acara 3 Bacapres Bicara Gagasan yang dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, (19/9), salah satu Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto menjadi sorotan sebab aksinya yang dinilai tak biasa. lantaran ia menjadi satu-satunya bacapres yang berucap membelakangi cermin.

Diketahui Prabowo sendiri menjadi Bacapres terakhir yang menyampaikan gagasannya dalam acara tersebut. Namun, ada momen menarik yang terjadi saat Prabowo diminta berdiri di depan cermin oleh Najwa Shihab selaku pembawa acara itu.

Menariknya, Prabowo tak mengucapkan sepatah kata apapun di hadapan cermin. Sebaliknya, ia justru berbicara dengan membelakangi cermin hingga selesai.

Setelah itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini kemudian berbalik badan menghadap cermin dan memberikan gestur hormat secara sekejap.

Dalam acara tersebut, cermin itu digambarkan sebagai refleksi diri dari masing-masing bacapres.

"Berkenaan dengan tayangan itu, yang menghadirkan 3 bacapres, yakni pak Prabowo ya yang paling berbeda. Capres lainnya secara natural mengikuti instruksi dari mba Najwa, menggunakan cermin itu untuk berkaca,"

kata Dosen lulusan S2 Psikologi Sains, Aldila Nurfitri saat dihubungi Merdeka.com, pada Kamis (21/9) sore.

Aldila mengungkapkan bahwa cermin adalah hal yang netral, seperti tak bernilai. Aldila menjelaskan cermin menjadi punya makna yang berbeda, sebab saat itu digunakan untuk suatu kepentingan acara, yakni gagasan Bacapres yang dipergunakan untuk merefleksikan diri mereka.

"Khusus pak Prabowo, saya melihat begini, sebenarnya cermin ini adalah benda yang netral, benda yang sebetulnya tidak punya nilai, hanya untuk berkaca. Namun, karena ini untuk acara Bacapres, jadi cermin ini punya makna lain, yakni alat yang digunakan untuk dialog ketiga capres, itu artinya setiap capres diminta untuk berpikir reflektif, diminta untuk mengoreksi siapa mereka, kekurangan, kelebihan selama ini,"

jelas Aldila.

Menurut dia, sikap Prabowo Subianto ini diduga seperti menghindari sesuatu.

“Saya menduga dengan tidak memanfaatkan cermin itu untuk berkaca, karena barangkali ada yang beliau hindari, ini gestur beliau menghindari untuk diajak berpikir reflektif, untuk bercakap antar pribadi ya, antar kaca dengan diri Pak Prabowo,” tegasnya.

Tak hanya itu, Aldila menyampaikan sikap Prabowo yang saat itu yang disinyalir berkaitan dengan kekalahannya pada Pilpres-pilpres sebelumnya.

“Kita gak tau ya, alam bawah sadarnya bagaimana, apakah memang dipenuhi ketakutan, atau sebagainya. Bisa jadi, energi-energi di masa lalu yang tidak selesai, mendorong gesture yang ketika menghadiri acara itu justru muncul secara tidak sadar," jelasnya.

Saat ditanyai tentang dugaan sikap Prabowo yang dituding berbeda sebab bersanding dengan bacapres yang usianya lebih muda, Aldila justru mengaku lebih melihatnya karena profilnya sebagai mantan Jenderal, yang membuat sikap Prabowo terlihat agak kaku.

“Saya gak merasa Pak Prabowo insecure dikarenakan bersaing dengan capres-capres lain yang lebih muda usianya, saya melihat barangkali dipengaruhi sikap militeristik beliau yang kemudian mewarnai bagaimana beliau memanfaatkan momen tersebut ya,"

ungkap Aldila.

“Kemudian beliau ini tidak secara luwes, sehingga mungkin berpikir bahwa pada momen itu boleh digunakan bebas untuk melakukan apa saja bagi bacapres. Jadi memang saya melihat masih ada gambaran sisa-sisa profil seorang Jenderal gitu, masih ada sisi jaim nya,"

tutupnya.

“Kemudian beliau ini tidak secara luwes, sehingga mungkin berpikir bahwa pada momen itu boleh digunakan bebas untuk melakukan apa saja bagi bacapres. Jadi memang saya melihat masih ada gambaran sisa-sisa profil seorang Jenderal gitu, masih ada sisi jaim nya,\"

Artikel ini ditulis oleh
Dedi Rahmadi

Editor Dedi Rahmadi

Reporter Magang: Anisah Rahmawaty

Topik Terkait

Reporter