Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Kembar yang Misterius

Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Kembar yang Misterius

Kedua lubang hitam ini berputar dalam orbit yang semakin memburuk di inti galaksi tersebut.

Sebuah analisis terbaru menyatakan bahwa fluktuasi cahaya yang bersinar dari galaksi-galaksi paling terang di alam semesta bisa mengungkapkan rahasia di inti mereka.

Analisis ini muncul dari hasil penelitian yang dipimpin oleh ahli astronomi bernama Silke Britzen dari Institut Max Planck untuk Radio Astronomi di Jerman melibat kerja sama tim internasional. Dalam penelitian ini, mereka memeriksa 12 galaksi blazar.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa penyebab terbaik untuk perubahan dalam cahaya galaksi-galaksi ini adalah kehadiran sepasang lubang hitam supermasif yang berputar satu sama lain. Kedua lubang hitam ini berputar dalam orbit yang semakin memburuk di inti galaksi tersebut.

Hal ini dapat menjadi petunjuk tentang bagaimana lubang hitam supermasif yang memiliki massa jutaan hingga miliaran kali massa Matahari dapat tumbuh menjadi ukuran yang sangat besar. 

Keberadaan banyak pasangan lubang hitam supermasif juga bisa menunjukkan bahwa penggabungan besar antara lubang hitam telah banyak terjadi sepanjang sejarah Alam Semesta.

Dilansir dari Science Alert (10/9), Britzen menyatakan bahwa mereka telah menyajikan bukti dan membahas kemungkinan penyebab dari fluktuasi cahaya yang terjadi pada galaksi-galaksi blazar.

Dia menyatakan ada dua kemungkinan penyebab utama dari fluktuasi ini.

Dilansir dari Science Alert (10/9), Britzen menyatakan bahwa mereka telah menyajikan bukti dan membahas kemungkinan penyebab dari fluktuasi cahaya yang terjadi pada galaksi-galaksi blazar.

Pertama, adanya ‘presesi’ dari sumber jet. Kemungkinan, fluktuasi cahaya ini disebabkan oleh fenomena yang disebut presesi.

Presesi adalah gerakan bergoyang atau berputar seperti gasing, dan hal ini terjadi pada sumber jet ini. Fenomena ini dapat terjadi karena adanya pasangan lubang hitam supermasif di ujung jet itu.

Kedua, adanya cakram akresi yang bengkok yang mengelilingi satu lubang hitam tunggal di inti galaksi. Proses akresi ini melibatkan materi yang jatuh ke dalam lubang hitam, sehingga bila cakram akresi ini bengkok atau tidak rata, cahaya yang dipancarkan juga bisa bervariasi.

Dari dua kemungkinan ini, mereka lebih meyakini bahwa fluktuasi ini disebabkan oleh presesi. 

Saat ini, belum ada peralatan dengan resolusi yang cukup untuk mengamati arsitektur cakram yang akan mengungkapkan lubang hitam biner ini, tetapi pemantauan yang berkelanjutan terhadap presesi, serta pengamatan jangka panjang terhadap blazar lainnya bisa terus memberikan informasi mengenai keberadaan mereka.

Fluktuasi cahaya ini adalah sebuah petunjuk penting dalam memahami bagaimana galaksi seperti blazar bekerja, dan penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami dengan lebih baik fenomena ini dan dampaknya terhadap evolusi alam semesta.

Artikel ini ditulis oleh
Fauzan Jamaludin

Editor Fauzan Jamaludin

Reporter magang: Zahra Aulia

Reporter