

Vlad the Impaler (Vlad si Penusuk) adalah julukan yang diberikan kepada Vlad III, seorang pangeran Wallachia yang pernah berkuasa pada tahun 1448, lalu pada 1456 hingga 1462, dan pada 1476.
Dia dikenal sebagai penguasa yang kejam dan tidak segan untuk menghukum musuh-musuhnya dengan hukuman yang menyeramkan.
Tokoh ini memiliki nama julukan lain, yaitu Vlad Dracula. Julukan ini dianggap kebanyakan orang menginspirasi tokoh vampir Dracula karangan Bram Stoker pada tahun 1897.
Namun meski menginspirasi sosok bengis penghisap darah, studi terbaru malah menunjukkan bahwa Vlad the Impaler mungkin seorang vegetarian.
Dilaporkan dari IFLScience, Senin (11/9), hal ini ditemukan ketika para ilmuwan meneliti tiga surat yang ditulis oleh Vlad pada tahun 1457 dan 1475. Surat ini ditujukan kepada penguasa kota Sibiu, Thomas Altemberger, dan membahas masalah-masalah pemerintah seperti pengumpulan pajak.
Dari penelitian itu diidentifikasikan terdapat sejumlah sekitar 500 peptida dan 100 di antaranya dipastikan berasal dari manusia. Peptida sendiri adalah zat yang berfungsi untuk membentuk protein di dalam tubuh.
Menariknya, mereka tidak menemukan sedikit pun protein yang berasal dari makanan hewani. Protein makanan hanya ditemukan dalam makanan tumbuhan.
Ini memicu dugaan bahwa sebenarnya sosok penginspirasi tokoh Dracula ini adalah seorang vegetarian.
Cukup ironis, sebenarnya. Mengingat Vlad the Impaler adalah sosok yang bengis dan diperkirakan bertanggung jawab atas kematian hingga 80.000 orang dalam hidupnya.
Metode kegemarannya adalah menusuk musuh-musuhnya dan membiarkan mereka menderita hingga mati dengan tiang di tanah. Tetapi dia malahan tidak memakan daging.
Selain itu, para ilmuwan juga menemukan beberapa peptida yang memiliki keterkaitan dengan protein yang terlibat dalam ciliopathy, sebuah gangguan genetik yang mengganggu fungsi sel dan organ.
Selain itu, mereka juga menemukan tanda-tanda penyakit retina dan proses peradangan di sana.
Meskipun data yang ditemukan tidaklah lengkap, tetapi identifikasi ini dianggap cukup untuk menunjukkan kemungkinan bahwa Vlad ‘menangis darah’.
Vlad III diduga menderita penyakit haemolacria, kondisi langka di mana si penderita memproduksi air mata yang bercampur dengan darah. Banyak cerita-cerita yang menyinggung tangisan darah dari sang Dracula ini.
Reporter magang: Zahra Aulia