Andil Golkar
Perjalanan politik Indonesia sejak zaman Orde Baru hingga kini, tidak bisa dilepaskan dari peran Golkar (Golongan Karya) sebagai kelompok atau golongan yang dekat dengan pemerintahan di masa Orde Baru.
Pasca Pemilu 1971, Golkar pun bermetamorfosis menjadi Partai Golkar yang memiliki misi menguatkan citra politik sebagai partai penguasa yang memiliki bargaining position dalam memengaruhi kebijakan pemerintahan saat itu.
Bermula pada 1964
Cikal bakal Partai Golkar bermula pada tahun 1964. Sebelum menjadi sebuah partai, Golkar merupakan representasi dari anggota GMP (Gerakan Militer Pelajar), kelompok cendekiawan, dan militer.
Sekber Golkar Terbentuk
Pada 20 Oktober, golongan militer, khususnya Angkatan Darat bersama puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan membentuk Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).
Lawan Eksistensi PKI
Sekber Golkar pertama kali dibentuk tidak lepas dari andil Jenderal A.H. Nasution bersama rekan-rekannya di TNI. Pada mulanya, Golkar merupakan sebuah federasi yang bertujuan untuk mengimbangi eksistensi PKI di Indonesia.
Bertambah Pesat
Jumlah anggota Sekber Golkar pun bertambah pesat. Pasalnya, golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan organisasi fungsional Sekber Golkar adalah menegakkan Pancasila dan UUD 1945.
Mulanya anggota Sekber Golkar hanya berjumlah 61 organisasi, seiring berjalannya waktu, anggota pun semakin banyak, yakni 291 organisasi.
Titik Balik Golkar
Peristiwa G30S/PKI menjadi titik balik dalam sejarah politik Indonesia maupun bagi Golkar sendiri. Dengan dihentikannya seluruh kegiatan PKI beserta simpatisannya, maka tumbanglah kekuasaan Orde Lama. Bersamaan dengan itu maka lahirlah Orde Baru.
Kekuatan Dominan
Partai Golkar pun muncul sebagai organisasi politik dominan dalam pemilu 1971. Setelah itu, hal yang sama terjadi dalam masa-masa pemilu berikutnya.
Tak Terkalahkan
Terlebih setelah pada tanggal 16 Agustus 1982, partai Golkar selalu menjadi “partai mainstream” yang tidak terkalahkan. Hal ini tentunya karena partai Golkar sejak masa pemerintahan Orde Baru merupakan partai pemerintah.
Ditambah lagi kehadiran militer yang merupakan kekuatan dominan di dalam partai Golkar dan juga adanya tambahan kekuatan dari birokrat pada saat itu membuat partai Golkar selalu mendapatkan perlakuan istimewa oleh pemerintah dibandingkan dengan partai-partai politik lainnya.
Fusi Partai Terjadi
Pada perkembangan berikutnya, di masa Orde Baru muncul adanya kebijakan pengurangan peserta partai politik dan penyeragaman asas partai.
Jika pada pemilu 1955 diikuti oleh banyak partai, pada pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politik, selanjutnya pada pemilu 1977 hanya diikuti oleh 3 partai politik saja, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan Golongan Karya (Golkar).
Ini merupakan perkembangan dari gagasan “fusi partai” yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru.
Editor Muhammad Fachri Darmawan
This is notes