2 September: Peringati Hari Jenggot Sedunia, Ketahui Sejarah dan Fakta Menariknya

2 September: Peringati Hari Jenggot Sedunia, Ketahui Sejarah dan Fakta Menariknya

Jenggot sudah menjadi bagian dari tren penampilan di masyarakat.

Jenggot adalah salah satu bagian tubuh berupa rambut yang tumbuh di area dagu. Biasanya, jenggot tumbuh secara teratur pada pria. Sebagian pria mungkin rutin mencukur jenggot ketika sudah panjang, sementara beberapa pria lain membiarkan jenggot tumbuh dengan lebat.

Bahkan, jenggot yang sengaja dibiarkan tumbuh menjadi tren penampilan tersendiri di kalangan pria. Ada yang mengikuti tren jenggot di bagian dagu saja, ada pula tren jenggot yang menyatu dengan kumis, ada juga yang memilih tren jenggot dengan gaya dan bentuk unik.

Meski sepele, namun ternyata terdapat peringatan khusus yang dirayakan setiap tahun, yaitu Hari Jenggot Sedunia. Peringatan Hari Jenggot Sedunia ini dirayakan setiap 2 September. Bagi Anda yang suka dengan tren jenggot, maka menarik untuk diketahui lebih jauh bagaimana sejarah peringatan Hari Jenggot Sedunia.

Selain itu, terdapat berbagai fakta unik dan menarik dari jenggot yang mungkin tidak Anda ketahui. Dilansir dari laman National Today, berikut kami merangkum sejarah dan fakta menarik di balik peringatan Hari Jenggot Sedunia 2 September, bisa Anda simak.

Sejarah Hari Jenggot Sedunia

Sejarah Hari Jenggot Sedunia

Pertama akan dijelaskan sejarah ditetapkannya 2 September sebagai peringatan Hari Jenggot Sedunia. Hingga kini, belum ada sumber akurat yang menyebutkan asal mula ditetapkannya Hari Jenggot sedunia.

Namun menurut sejarah, peringatan ini ditetapkan sebagai bentuk penghormatan jenggot yang dilakukan oleh bangsa Viking Denmark sejak 800 M.

Jauh sebelum itu, tumbuhnya rambut jenggot sudah ada sejak zaman pra sejarah. Bahkan pada masa ini sudah mulai ditemukan teknologi untuk mencukur jenggot yang terlalu panjang. Di mana manusia zaman dahulu menggunakan kulit kerang sebagai pisau cukur.

Kemudian, pada zaman bangsa Sumeria di Mesopotamia, jenggot telah menjadi tren yang memegang prestige seseorang. Begitu pula di negara Arab, menumbuhkan jenggot sudah menjadi budaya tersendiri sejak zaman Nabi.

Hingga 1600-an, Sir Anthony van Dyke, seorang seniman Flemish, melukis potret bangsawan dengan janggut dan kumis runcing. Gaya ini disebut Van Dyke sebagai gaya lilin. Dengan menggunakan pomade, jenggot dibentuk dan ditata dengan sisir hingga membentuk tampilan unik dan menarik. Mulai zaman inilah, banyak laki-laki merawat jenggot dengan serius hingga tren jenggot ini masih ada dan diikuti hingga saat ini.

Fakta Menarik Tentang Jenggot

Fakta Menarik Tentang Jenggot

Setelah mengetahui sejarah Hari Jenggot Sedunia, berikutnya tak kalah menarik untuk mengetahui fakta-fakta tentang jenggot. Fakta pertama, jenggot pada zaman dahulu menunjukkan sebuah prestige dan status seosial seseorang.

Bahkan bagi sebagian masyarakat hal ini masih berlaku. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Behavioral Ecology menemukan bahwa janggut memengaruhi persepsi masyarakat terhadap status sosial seseorang.

Selain sebagai tren yang dapat menunjukkan status sosial, jenggot juga digunakan sebagai bahan pelindung. Seperti yang dilakukan perenang Sean Conway. Conway memelihara jenggot dengan tujuan untuk melindungi wajahnya dari serangan ubur-ubur saat berenang di laut.

Fakta berikutnya, terdapat pria yang memiliki jenggot terpanjang sedunia. Adalah seorang Norwegia-Amerika bernama Hans Langseth, yang memiliki panjang janggut lebih dari 17 kaki.

Di samping berbagai fakta menarik yang telah disebutkan, jenggot telah dinilai sebagai bagian dari hal yang menggambarkan sejarah evolusi manusia. Sebagai bagian dari anatomi manusia, mereka telah dibentuk dan ditata secara berbeda sepanjang sejarah dan memiliki banyak cerita dan peristiwa.

Artikel ini ditulis oleh
Ayu Isti Prabandari

Editor Ayu Isti Prabandari

This is notes

Reporter