Prewangan Studio, Kolaborasi Warga Tuban Ciptakan Karya Seni hingga Sains Teknologi

Prewangan Studio, Kolaborasi Warga Tuban Ciptakan Karya Seni hingga Sains Teknologi

Kolaborasi lintas profesi

Warga Desa Sobontoro, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berkolaborasi mengembangkan atau menciptakan produk unik. Mereka mendirikan Prewangan Studio sebagai wadah kreatif bersama.

Warga Desa Sobontoro, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berkolaborasi mengembangkan atau menciptakan produk unik. Mereka mendirikan Prewangan Studio sebagai wadah kreatif bersama.

Prewangan Studio

Prewangan Studio

Studio inisiatif warga ini berfokus pada pembuatan, pengembangan, dan eksperimen produk atau benda. Karya yang dihasilkan bisa berupa karya seni, sains, hingga teknologi.

Praktik Prewangan Studio fokus pada semangat DIY (Do It Yourself).

Praktik Prewangan Studio fokus pada semangat DIY (Do It Yourself).

Para anggota Prewangan Studio terdiri dari guru, seniman multimedia, praktisi furnitur, praktisi elektro, dalang, praktisi usaha bidang agraris maupun maritim, desainer, praktisi musik, dokter hewan, dan masyarakat sebagai kolabolator.

Ikuti Berbagai Pameran

Ikuti Berbagai Pameran

Prewangan Studio ikut serta dalam berbagai pameran lintas kota. Saat ini, salah satu karya Prewangan Studio dipamerkan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Karya

Pada 2021 lalu. Prewangan Studio menelurkan karya berjudul Santoso Vibration. Karya yang terbuat dari ayu, besi, dan perangkat elektronik ini terinspirasi dari sosok Santoso, pembuat sowangan (layang-layang yang menghasilkan suara unik) di Desa Sobontoro. Santoso kebanggaan warga sekitar; sosok inspirator bagi anak-anak membuat permainan yang seru, indah ditonton, dan menimbulkan bunyi yang bisa dikategorikan sebagai alat musik sederhana.

Fenomena media hiburan di kampung ini menginspirasi Prewangan Studio mengembangkan dan memodifikasi sowangan tersebut jadi karya, seperti dilansir dari laman gni.kemdikbud.go.id.

(Foto: Instagram @prewangan_)

Karya Lain

Cungkup Manik Kedung Tirta adalah instalasi dengan visual air hujan menari di dalam cungkup. Karya ini menggabungkan unsur tradisi spiritual sebagai konsep dasar dengan elemen elektronik dalam presentasi seni media kontemporer, menciptakan ruang meditasi dengan ambiens air hujan. Dalam filosofi Jawa (serta ditekankan dalam Surah Asy-Syura Ayat 28 dan Surah Qaf Ayat 9 pada Al-Qur’an), hujan dipercaya sebagai berkah. Selain itu, penelitian saintifik menunjukkan keterkaitan antara bunyi hujan dan frekuensi white noise yang dapat menenangkan otak. Di tengah keriuhan informasi, ketenangan pikiran dan hati adalah berkah yang dapat kita syukuri.

Artikel ini ditulis oleh
Rizka Nur laily Muallifa

Editor Rizka Nur laily Muallifa

This is notes

Reporter