Asal Usul Kompor Minyak Tanah di Indonesia, Ternyata Ditemukan Orang Prancis

Asal Usul Kompor Minyak Tanah di Indonesia, Ternyata Ditemukan Orang Prancis

Kompor minyak tanah pertama kali dikenalkan oleh Alexis Soyer, seorang warga berkebangsaan Perancis, pada tahun 1849.

Asal Usul Kompor Minyak Tanah di Indonesia, Ternyata Ditemukan Orang Prancis

Beberapa pekan ke terakhir, masyarakat di sejumlah daerah dibuat pusing akibat kelangkaan tabung gas LPG 3 kg.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan kelangkaan gas melon di masyarakat itu dipicu permintaan yang meningkat selama libur panjang, dan distribusi tidak tepat sasaran.

Nicke menyampaikan, menurut data pemerintah, hanya sekitar 60 juta rumah tangga yang berhak menerima subsidi dari total sebanyak 88 juta rumah tangga.

Artinya, hanya 68 persen rumah tangga yang boleh membeli gas melon. Namun berdasarkan data yang ada, penjualan LPG 3 kg penjualannya tinggi, mencapai 96 persen.

"Jadi kita bisa melihat ada yang tidak tepat subsidinya," beber Nicke.

Penemu Kompor Minyak Ternyata dari Perancis

Penemu Kompor Minyak Ternyata dari Perancis

Sebelum kompor gas masif digunakan masyarakat, mereka memanfaatkan kompor sumbu dengan bahan bakar minyak tanah. Kompor minyak tanah pertama kali dikenalkan oleh Alexis Soyer, seorang warga berkebangsaan Perancis, pada tahun 1849.

Kompor yang diciptakan Soyer memiliki tekanan udara karena belum menggunakan sumbu. Kombinasi tekanan udara dan minyak tanah di dalamnya yang kemudian memicu adanya api.

Sementara itu, kompor yang menggunakan sumbu tidak memiliki tekanan udara. Kompor jenis inilah yang menjadi cikal bakal kompor minyak di banyak negara, termasuk Indonesia.

Bahkan, Desa Taman Harjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri kecil kompor dengan bahan bakar minyak tanah.

Malang jadi Sentra Produksi Kompor Minyak

Mengutip laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, nama produk kompor yang terkenal di Desa Taman Harjo adalah Kompor Sayangan. Kompor ini dikenal akan ketahanan dan keawetannya.

Malang jadi Sentra Produksi Kompor Minyak

Salah satu pengrajin kompor minyak di Desa Taman Harjo adalah Saiman. Sebelum menjadi pengrajin kompor minyak tanah, Saiman merupakan pengrajin gembor.

Pada tahun 1994, Saiman mulai mengembangkan usahanya dengan memproduksi kompor minyak tanah dari bahan bekas yaitu drum minyak yang tebal.

Usahanya membuat kompor minyak kemudian diikuti oleh masyarakat Desa Taman Harjo lainnya.

Produk kompor minyak tanah buatan Desa Taman Harjo pernah menjadi produk unggulan Kabupaten Malang. Kompor minyak tanah produk Saiman dibuat dengan memanfaatkan limbah drum dan kaleng.

Bahan baku drum-drum bekas maupun kaleng-kaleng bekas kemudian diolah untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kompor.

Awalnya, drum maupun kaleng bekas dibentuk menjadi lembaran, kemudian diukur dan dipotong sesuai kebutuhannya.

Lembaran tersebut ada yang dibuat kaki kompor, meja, piringan, dan lain sebagainya. Sementara kaleng digunakan sebagai tempat sumbu kompor.

Bagian penting dari kompor minyak tanah adalah piringannya karena warna nyala api biru atau merah tergantung dari piringan tersebut.

Dalam membuat piringan harus dilakukan dengan cermat guna menghindari kompor meledak saat digunakan oleh konsumen.

Kompor Minyak produksi Saiman, mempunyai karakteristik murah, kuat, nyala api biru, serta bergaransi.

Keunikan kompor produksi Saiman yakni tidak dicat. Bukan tanpa alasan, kompor yang dicat ternyata tidak disukai konsumen. Kalau dicat, konsumen tidak tahu bahan asli yang digunakan membuat kompor.

Produk yang dihasilkan sentra industri kecil kompor di Desa Taman Harjo dipasarkan tidak hanya di kota Malang saja, melainkan juga dipasarkan di beberapa kota di Jawa Timur.

Produk yang dihasilkan sentra industri kecil kompor di Desa Taman Harjo dipasarkan tidak hanya di kota Malang saja, melainkan juga dipasarkan di beberapa kota di Jawa Timur.

Saat ini kondisi kerajinan kompor minyak terancam punah mengingat masyarakat telah beralih ke kompor gas.

Artikel ini ditulis oleh
Anisyah Al Faqir

Editor Anisyah Al Faqir

Reporter Yunita mengulas asal usul kompor minyak tanah. Sumber foto diambil dari laman resmi Hock.id.

Reporter