Temuan pedang kuno ini diumumkan oleh Siyatbek Ibraliev, peneliti di Manas Ordo, Kyrgyz.
Pedang berbentuk melengkung itu ditemukan tiga bersaudara Chyngyz, Abdylda, dan Kubat Muratbekov, bersama Nurdin Jumanaliev yang selama ini terlibat dalam bidang arkeologi. Ketiga bersaudara itu selama setahun terakhir sudah berkontribusi menyumbangkan 250 artefak bersejarah ke museum.
Dilansir Arkeonews, pedang yang ditemukan pada 4 Juni lalu itu memperlihatkan bagaimana indahnya seni abad pertengahan, tidak hanya di Kyrgyzstan saja tapi juga di seantero Asia Tengah.
Rupa pedang itu membuktikan kehebatan pembuatnya dan kondisinya juga memperlihatkan keterampilan si pandai besi di masa itu.
Shamshir
Pedang itu terdiri dari beberapa bagian, termasuk gagangnya, bilah, dan pelindung. Jenis pedang ini berasal dari Iran pada abad ke-12 di masa Perang Salib dan kemudian menyebar dari Maroko hingga Pakistan. Bentuk melengkungnya mengisyaratkan bahwa pedang ini mungkin berasal dari negara-negara muslim, mirip dengan pedang "shamshir" yang ditemukan di wilayah Indo-Iran.
Orang Eropa menyebut pedang demikian scimitar, sementara orang Persia menyebutnya shamshir.
Shamshir adalah pedang panjang khas para penunggang kuda dari Persia (Iran), India Moghul, dan Arab. Pedang ini lebih banyak bergantung pada kekuatan dan kelincahan. Senjata ini baik untuk karakter dengan kelincahan tinggi yang dapat menguasai serangan tebasan saat berputar.
Pedang ini melengkung dengan bilah tipis yang cukup panjang. Meskipun ukurannya lebih besar, pedang ini ringan dan serangan tebasannya bisa datang secara beruntun. Pedang-pedang semacam ini terkenal karena keketajamannya dan kemampuan mematikan.
Pedang yang ditemukan itu memiliki ukuran
panjang: 90 cm
bagian ujung: 3,5 cm
bagian gagang: 10,2 cm
pelindung lengan: 12 cm
panjang bilah: 77 cm
lebar bilah: 2,5 cm
Ketiga bersaudara itu juga menemukan wadah berdiameter 5 cm yang digunakan untuk melelehkan logam dan koin dengan tulisan Arab di kedua sisinya. Koin seperti itu dipakai di Kyrgyzstan pada abad ke-11.
Menurut Sıyatbek Ibraliyev, peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam dan koin itu menandakan di daerah itu ada tempat pembuatan koin.
Menurut Sıyatbek Ibraliyev, peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam dan koin itu menandakan di daerah itu ada tempat pembuatan koin.
Editor Pandasurya Wijaya
Ketiga bersaudara itu selama setahun terakhir sudah berkontribusi menyumbangkan 250 artefak bersejarah ke museum.