Pelat besi yang menjadi lantai Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sahabat di Daan Mogot, Jakarta Barat kembali hilang pada Jumat (2/8) lalu. Kejadian itu juga viral di media sosial karena diunggah akun Instagram @infojkt24.
Hilangnya pelat besi itu diduga dicuri. Hingga kini pun polisi masih turun tangan melakukan penyelidikan. Sebab, sejak akhir Juli hingga kini, setidaknya terdapat enam pelat besi yang hilang.
Pada Senin (7/8), lantai JPO yang bolong-bolong itu sudah ditambal. Sayangnya, dari segi estetika, JPO tersebut kurang indah dipandang. Lantai JPO tersebut mulanya berwarna merah dan dibangun dari pelat bordes yang tebal.
Namun, lantai yang ditambal ini terasa hanya seperti pelat besi biasa dan berwarna kuning. Ketika dipijak, lantai pun terasa lebih ringan. Bahkan, ada sisi yang menggelembung sehingga ketika diinjak akan terasa sedikit mengejutkan karena lantai akan terasa turun.
Oleh karena itu, JPO tersebut nampak seperti tambal-tambalan dengan warna yang tak seragam. Ketebalan pijak pun terasa tak merata. Bahkan, terdapat lansia yang memperlambat langkahnya ketika melewati bagian yang baru ditambal itu.
Ketua RT 012/RW 13, Cengkareng Timur, Cengkareng Muhammad Hipni bercerita, JPO itu merupakan bentuk perjuangan warga di daerahnya. Dahulu, para pejalan kaki kerap mengalami kecelakaan di sana.
Maka dari itu, para warga meminta pihak berwenang untuk membangun JPO di sana.
“Jujur memang warga sini yang minta waktu itu dengan pihak Dinas Perhubungan agar dibuatkan tangga JPO. Karena sebelum ada JPO di situ sering ada kecelakaan terutama penyeberang-penyeberang pejalan kaki yang sering. Sehari bisa 3 kali yang kecelakaan di situ,”
kata Hipni ditemui di lokasi.
merdeka.com
Hipni mengaku sampai meminta izin kepada warga agar dapat memberikan sebagian tanahnya untuk dijadikan dudukan anak tangga JPO itu. Akhirnya, pada 2010 JPO ini pun berhasil dibangun.
“Pihak Dishub (bilang) saya siap kalau bangun JPO, cuman kedudukan anak tangganya di mana?. Akhirnya saya koordinasi dengan pihak yang punya tanah situ tanahnya diminta buat dudukan JPO. Artinya ini perjuangan masyarakat sini biar ada tangga penyeberangan. Sekarang dicolong-colongin terus. Masyarakat makin kesal,” ujar Hipni.
Setelah dibangun itu, anak tangga JPO mulai dicuri pada 2012. Ia bersama warga pun bergotong-royong untuk memperbaiki JPO tersebut sementara.
“Kita cari papan. Kita pasangin papan tuh biar warga bisa pakai itu. Kita kan khawatir dia bawa anak kecil nyeplos kan bahaya nyeplos ke bawah,” tambah Hipni.
6 Kali Pencurian
Namun, seiring berjalannya waktu, justru lantai JPO itu yang dicuri. Terakhir, peristiwa itu terjadi pada Jumat (2/8). Ia menduga kejadian terjadi pada pukul 02.00 WIB. Maka dari itu, setidaknya peristiwa pencolongan ini sudah terjadi sampai enam kali.
“Mungkin kalau anak tangga hasilnya (nilai uangnya) kecil kali ya. Kalau yang pelat-pelat tengah itu mungkin agak besar. Makanya masyarakat juga ini orang istilahnya ngambil ini itu enggak berpikir kah nanti takutnya keluarganya jalan juga jatuh gitu. Istilahnya fasilitas umum kan buat warga umum. Kita jadi masyarakat sini juga gemes banget nih kapan bisa pegangin pelakunya,” kata Hipni.
Dia menduga, pelat tersebut diambil oleh pemulung sekitar yang kerap bermobilisasi di malam hari di sana. Sebab, di sekitar JPO itu ketika malam hari sudah sepi dan tak ada aktivitas yang ramai.
“Ya maaf di depan kan juga ada jembatan penyebrangan. Itu kayaknya aman-aman saja deh. Saya enggak terlalu kedengaran banyak terjadi hilang. Apa dulu kan di gang itu ada tukang ojek 24 jam kemudian setelah ada ojek online sudah mulai sepi,”
jelas Hipni.
Sebelum peristiwa tanggal 2 Agustus itu, dua pelat besi pun sempat hilang pada Senin (31/7). Maka itu, pihak Dinas Bina Marga yang memperbaiki jalan mengaku kaget dengan kejadian ini.
“Mereka langsung tanggap betulin. Yang terakhir kemarin ini (mereka bilang) benar hilang lagi. Ya benar saya bilang gitu, orang ada fotonya. Dua hari yang lalu saya baru betulin dah katanya gitu. Ya gimana dia juga kaget,” kata Hipni.
Selain pelat besi, Hipni pun mengungkapkan bahwa lampu JPO pernah hampir dicuri. Untungnya, kejadian tersebut tak berhasil dilakukan.
Dia berharap, pemerintah kota bisa memasang CCTV di sekitar JPO agar aksi-aksi seperti ini tak berulang.
“Apa perlu diadakan CCTV? di situ enggak ada CCTV. Dulu saja pernah tuh lampu-lampu hampir (dicuri). Jadi mereka sudah copot-copotin, diturun-turunin lampunya. Jadi mungkin beberapa hari baru mereka ambil. Akhirnya saya koordinasi dengan pihak terkait, dibenarin. Tadi sudah pada turun, sudah pada ngegantung. Nggak mungkin lah kalau semata dia turun kalau bukan itu karena setahu saya itu dibaut,” cerita Hipni.
Secara terpisah, Plt Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, pihaknya kini melakukan pengamanan terlebih dahulu agar tidak bolong dengan menambal lantai JPO itu. Selanjutnya, Bina Marga akan merapikan JPO itu.
“Untuk mencegah pencurian kembali, kita akan las keliling pelat bordesnya. Nanti akan kita rapikan,”
kata Heru kepada merdeka.com.
“Untuk mencegah pencurian kembali, kita akan las keliling pelat bordesnya. Nanti akan kita rapikan,”
Editor Raynaldo Ghiffari Lubabah
Pencurian pelat besi JPO Daan Mogot sudah terjadi sampai enam kali.