Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan surat keluhan dari para penghuni rutan KPK terkait Lukas Enembe. Para tahanan mengeluhkan Lukas kerap kali berperilaku jorok.
Dalam surat itu, Lukas tidak bisa menjaga kebersihan dirinya.
"KPK sebelumnya telah menerima surat dari para penghuni Rutan di Gedung Merah Putih KPK terkait kebiasaan dari terdakwa Lukas Enembe terutama dalam hal tidak peduli menjaga kebersihan dirinya yang berakibat mengganggu tahanan lain,"
kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Jumat (4/8).
merdeka.com
Tidak hanya berperilaku jorok, mantan Gubernur Papua itu juga abai dalam menjaga kesehatannya. Padahal, Lukas sering mengeluhkan penyakit yang dideritanya. Mulai dari sakit jantung hingga stroke.
"Kami juga harus mengingatkan terdakwa Lukas Enembe agar disiplin dan tertib mengkonsumsi obat dokter RSPAD dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala oleh Tim Dokter KPK," imbuh Fikri.
"Termasuk beberapa kali menolak untuk mengkonsumsi makanan, sebagaimana makanan tersebut juga diberikan untuk tahanan lainnya," lanjut dia.
Fikri menyebut pihak rutan KPK secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap Lukas baik dari segi kesehatan maupun kemanan para tahanan.
Kuasa hukum Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona mengungkapkan selama enam bulan mendekam di rutan lembaga anti rasuah itu kerap kali berperilaku jorok. Hal itu pun juga dikeluhkan oleh 20 penghuni rutan yang mendekam bersamanya.
"Lukas Enembe selama enam bulan di rutan, selalu kencing di celana dan di tempat tidur, kencing di celana di kursi di ruang bersama, meludah ke lantai ataupun di tempat-tempat lain di mana dia berada, tidak pernah membersihkan diri setelah buang air besar, dan tidur di atas kasur yang sudah berbau pesing, oleh karena kasur tersebut tidak diganti," beber Petrus dalam keterangannya.
"Para tahanan dengan kesibukan dan beban pikiran kami masing-masing, sudah tidak mungkin untuk menyelesaikan hal-hal di atas,"
lanjut Petrus.
Akibat perilaku buruk Lukas, para tahanan harus turut mengurus tersangka dugaan korupsi itu. Bahkan sampai meneriaki petugas tahanan merah putih.
"Dengan tergesa-gesa (penghuni rutan KPK) mengganti kasur dan sprei di kamar Bapak Lukas, serta memakaikan celananya dan kemudian, kami agak menyesali perbuatan baik kami ini," ujar Petrus.
Akibat perilaku buruk Lukas, para tahanan harus turut mengurus tersangka dugaan korupsi itu. Bahkan sampai meneriaki petugas tahanan merah putih.
Editor Raynaldo Ghiffari Lubabah
Para tahanan mengeluhkan Lukas kerap kali berperilaku jorok.