Miliuner Pemegang Saham XXI
Jaringan bioskop terbesar di Indonesia, yakni PT Nusantara Sejahtera Raya atau Cinema XXI telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Rabu 2 Agustus 2023. Aksi korporasi ini membuat kekayaan pemilik saham bioskop Cinema XXI meroket.
Mengutip laman Forbes, IPO membaut raja bioskop XXI, Benny Suherman masuk ke dalam jajaran miliuner dengan perkiraan kekayaan bersih sekitar USD 1,1 miliar atau setara Rp16,6 triliun.
Saham PT Nusantara Sejahtera Raya yang menaungi Cinema XXI dihargai Rp270 dan IPO oversubscribed 25 kali. 10 persen saham yang ditawarkan menghasilkan Rp2,2 triliun, menilai Cinema XXI sebesar Rp22,5 triliun.
Benny Suherman merupakan salah satu pendiri dan pemegang saham utama XXI.
Dia memegang 54 persen saham melalui perusahaan induknya Harkatjaya Bumipersada.
Sebagian saham diuangkan lewat IPO dengan menjual sebagian saham ke GIC, dana kekayaan negara Singapura, sesuai kesepakatan sebelumnya. (Mitra bisnisnya, Harris Lasmana, melakukan hal yang sama dan memegang 13,5 persen).
Pada bulan April lalu, Suherman mengundurkan diri sebagai ketua, menyerahkan posisi kepada putranya Suryo. (Putranya yang lain, Arif, memiliki kursi dewan dan menantunya Hans Gunadi adalah direktur utama).
Dianggap sebagai perintis bisnis distribusi film di Indonesia, Suherman ikut mendirikan Nusantara Sejahtera Raya, yang saat itu bernama Subentra Nusantara, bersama Lasmana dan mendiang sepupu Presiden Suharto, Sudwikatmono, pada tahun 1988.
Sudwikatmono kemudian menjual sahamnya kepada Suherman dan Lasmana pada akhir 1990-an setelah krisis keuangan Asia dan lengsernya mantan Presiden Soeharto.
Menyusul keputusan pemerintah pada tahun 2016 untuk membuka sektor hiburan pada investor asing, GIC setuju untuk berinvestasi di Cinema XXI.
Kemitraan strategis, seperti yang disebut pada saat itu, memberi GIC opsi panggilan untuk membeli 22,5 persen saham di rantai teater saat go public.
Selama IPO, GIC menggunakan opsi itu dengan harga IPO, memperoleh saham yang disepakati sebesar USD334 juta.
Cinema XII, yang memiliki hampir 60 persen bioskop di Indonesia, telah mengalokasikan hampir dua pertiga dana IPO untuk memperluas jaringan bioskopnya.
Raksasa teater ini memiliki 225 bioskop dengan 1.216 layar, lebih dari empat pesaingnya, dan berencana menginvestasikan USD 40 juta untuk menambah 80 layar lagi tahun ini.
Pesaingnya termasuk jaringan Cinemaxx, yang didirikan oleh Brian Riady, cucu miliuner Mochtar Riady.
Pada tahun 2019, Cinemaxx berganti nama menjadi Cinépolis Indonesia setelah jaringan bioskop Meksiko Cinépolis mengakuisisi 40 persen saham senilai USD 110 juta.
Pandemi sempat berdampak pada bisnis Cinema XXI ketika bioskop ditutup selama lockdown dan membuat kerugian bersih sebesar Rp351 miliar pada tahun 2021.Â
Sementara pendapatan pada tahun 2022 melonjak menjadi Rp4,4 triliun dari Rp1,2 triliun pada tahun sebelumnya.
Tetapi angka itu masih di bawah pendapatan tahunan tertinggi perusahaan sebesar Rp6,89 triliun pada tahun 2019.
Editor Idris Rusadi Putra
Benny Suherman ikut mendirikan perusahaan yang saat itu bernama Subentra Nusantara.