Namun beberapa orang atau beberapa budaya memiliki kebiasaan mengonsumsi hewan yang berbeda. Sejumlah hewan yang dianggap ekstrem di tempat atau budaya lain juga kerap dikonsumsi di tempat lain.
Sejumlah hewan dianggap memiliki manfaat kesehatan sehingga menjadi hidangan yang dipercaya berkhasiat. Beberapa hewan seperti ular dan biawak dianggap memiliki manfaat kesehatan sehingga banyak dikonsumsi.
Namun di balik manfaat kesehatan yang dianggap ada, sejumlah bahaya kesehatan juga bisa muncul akibat konsumsi sejumlah hewan ekstrem. Dikumpulkan dari berbagai sumber berikut bahaya kesehatan dari konsumsi sejumlah hewan ekstrem.
Biawak
Biawak adalah binatang liar yang hidup di berbagai wilayah di dunia. Meskipun sejumlah budaya menjadikan biawak sebagai makanan, ada beberapa risiko yang terkait dengan mengonsumsi daging biawak.
Biawak dapat membawa berbagai penyakit seperti salmonella, E. coli, dan parasit lainnya yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan jika dikonsumsi tanpa memperhatikan kebersihan dan proses masak yang benar.
Selain itu, biawak sulit ditangani dan dapat menyerang jika merasa terancam, menyebabkan risiko fisik bagi mereka yang mencoba menangkap dan menanganinya. Beberapa jenis biawak juga dapat memiliki racun di kulitnya, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, bahkan menyebabkan kematian jika dagingnya dikonsumsi.
Ular
Banyak orang di beberapa daerah di Afrika dan Asia memasukkan ular dalam daftar makanan mereka. Namun, ada bahaya serius yang terkait dengan mengonsumsi daging ular.
Salah satu risiko utama adalah kemampuan ular untuk menggigit dan menyuntikkan racun bahkan setelah kepala ular dipisahkan dari tubuhnya. Beberapa kasus menggambarkan koki yang tewas akibat terkena bisa ular yang sudah mati.
Selain itu, ular yang kurang matang atau kurang dimasak dengan baik dapat menyebabkan keracunan makanan, terutama ketika terkontaminasi dengan racun sisa ular. Studi juga menunjukkan bahwa daging ular dapat menyebabkan infeksi bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Staphylococcus, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius.
Tikus
Di beberapa tempat, tikus dianggap sebagai makanan dan bahkan digunakan dalam pengobatan tradisional. Namun, tikus adalah hewan yang sering menjadi pembawa penyakit berbahaya.
Tikus dapat menularkan penyakit seperti leptospirosis, hantavirus, salmonelosis, dan trikinosis kepada manusia melalui kontak dengan daging atau ekskresi tikus yang terkontaminasi.
Tikus juga hidup di lingkungan yang kotor dan sering terpapar bakteri atau parasit. Makan daging tikus yang tidak dimasak dengan baik atau diproses dengan higienis dapat menyebabkan kontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella atau Escherichia coli (E. coli).
Tokek
Beberapa budaya menganggap tokek sebagai makanan lezat. Namun, tokek menghasilkan sekresi kelenjar yang mengandung racun.
Jika tokek tidak diproses dengan benar, racun ini dapat tetap ada dalam dagingnya dan berpotensi menyebabkan keracunan pada manusia. Selain itu, tokek yang hidup di lingkungan yang terkontaminasi dapat mengandung bahan kimia berbahaya atau logam berat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi.
Kalajengking
Dalam beberapa budaya, kalajengking dianggap sebagai makanan lezat dan sering digoreng atau dipanggang.
Meskipun kalajengking bisa mengandung nutrisi, mereka juga bisa menjadi pembawa penyakit seperti tifus dan demam berlendir pegunungan. Kalajengking juga dapat menularkan parasit kepada manusia, yang dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal.
Dalam mengonsumsi sejumlah hewan ekstrem penting untuk memasaknya dengan tepat. Namun tentu saja cara terbaik adalah dengan menghindari sepenuhnya.
Dalam mengonsumsi sejumlah hewan ekstrem penting untuk memasaknya dengan tepat. Namun tentu saja cara terbaik adalah dengan menghindari sepenuhnya.
Editor Rizky Wahyu Permana
Konsumsi hewan liar seperti ular, biawak, tokek, tkus, dan kalajengking bisa berdampak bahaya.