Cerita Perajin Terompet Sunda di Pandeglang, Rintis Usaha sampai Sukses Terjual ke Luar Kota

Cerita Perajin Terompet Sunda di Pandeglang, Rintis Usaha sampai Sukses Terjual ke Luar Kota

Diperlukan pengukuran yang tepat, dengan perhitungan lubang agar bisa menghasilkan suara.

Memiliki nada tinggi menjadi ciri terompet Sunda buatan Oo Supardi. Pria 57 tahun itu saat ini berprofesi sebagai seorang pembuat alat musik tiup tradisional, hingga terjual sampai ke luar kota. Oo kemudian menceritakan proses merintis usahanya itu.

Saat ini, Oo membuat terompet tradisional itu di kediamannya, di Kampung Kebon Awi, Desa Cibodas, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang.

Model terompet khas Sunda mampu Oo hasilkan dengan sempurna. Pilihan warnanya pun beragam, sehingga menguatkan nilai dan kebudayaan Sunda. Terompet Oo dijual dengan harga terjangkau.

Bermula dari ingin memiliki terompet

Pembuatan terompet sudah Oo lakukan sejak 2003 silam. Sebelum itu, Oo ingin memiliki terompet, namun tidak terbeli.

Oo kemudian mencari tahu sendiri proses pembuatannya, mulai dari bahan, sampai bentuk hingga tercipta hasil seperti sekarang.

“Awalnya ini nggak kebeli, terus saya cari kayu ke hutan. Saya perhatiin itu tukang terompet, lalu saya ukur-ukur kayunya pakai tangan karena nggak ada meteran,” kata Oo, seraya mengenang awal proses merintis usahanya, mengutip YouTube SCTV Banten, Jumat (4/8).

Membuat sendiri terompet Sunda

Dari proses kreatif yang tidak disengaja ini, satu buah terompet lama-kelamaan akhirnya jadi. Terompet yang ia buat bisa menghasilkan bunyi serupa terompet Sunda yang ia inginkan dan tak terbeli.

Meliat peluang tersebut, Oo kemudian mencoba membuat lagi dan menjualnya sampai ada yang membeli.

Oo pun tidak memiliki bekal untuk membuat terompet tersebut, dan hanya otodidak. Namun hasil terompet buatannya memiliki kualitas yang bagus.

Membuat terompet tidak mudah

Membuat terompet tidak mudah

Menurut Oo, pembuatan terompet Sunda tidaklah mudah. Diperlukan pengukuran yang tepat, dengan perhitungan lubang agar bisa menghasilkan suara. Sayangnya, Oo masih kesulitan membuat pesanan banyak, karena ia hanya bisa membuat satu buah terompet dalam waktu satu minggu.

Oo sadar dia masih belum bisa memproduksi banyak, namun dari kekurangannya itu dia buktikan di hasil terompetnya yang memiliki kualitas mumpuni.

“Yang sulit itu membuat lubangnya, nah ini seperti sulit bisa mengeluarkan bunyi,” kata Oo lagi.

Pembelinya sampai Jawa Tengah

Karena suara dan bentuknya yang khas, kini pembeli terompetnya tidak hanya di sekitar Pandeglang, namun sudah sampai luar daerah seperti Tangerang dan Jawa Tengah.

“Jadi dalam membuat terompet ini, saya hanya ngamatin doang (dari penjual terompet Sunda),” katanya, menambahkan.

Dalam satu bulan, Oo kini mampu membuat terompet tradisional sebanyak empat sampai lima unit, dan menunggu para pelanggan yang biasanya datang langsung ke rumah.

Kata pembeli

Kata pembeli

Salah satu pembeli asal Tangerang, Robby, mengaku sengaja datang dari daerahnya untuk melihat langsung pembuatannya dan membeli terompet buatan Oo. Menurut Robby, kualitas terompet buatan Oo memang bagus, dan bisa menghasilkan suara melengking dan jernih.

“Sengaja datang dari Tangerang ke sini, buat melihat kerajinan tangan. Ini dibuang langsung oleh warga, dan kualitasnya bagus walaupun pakai alat-alat yang sederhana. Saya tertarik membeli karena suaranya bagus,” katanya, menjelaskan.

Oo mengaku akan terus membuat terompet walau usianya sudah tidak muda lagi. Dia ingin membuktikan kecintaannya terhadap kesenian Sunda agar bisa terus dilestarikan.

Artikel ini ditulis oleh
Nurul Diva Kautsar

Editor Nurul Diva Kautsar

This is notes

Reporter